tujuan terpenting menghirup udara kasih Allah adalah ketika eksistensi kita di jagad raya berfaidah bagi alam
Rabu, 06 Juni 2012
aku yang kini, dengan harapan nanti
Ma.. aku sudah teramat sering menyadari, kini aku bukan bocah lugu lagi yang senantiasa merengek dan mudah berdiri ketika rapuh
Pa.. pola pikirku juga bukan remaja narsis yang habis menyantap uangmu dengan euphoria tanpa peduli jerihmu
Ya Rabb, jika Engkau tak meridloi fitrah ini untuk dia, hapuskalah, jauhkanalah, nalikkanlah, enyahkanlah beban yang menyeretku dalam langkah
aku tau, teramat tau, tak lekang oleh mampu
semudah itu?
secepat itu?
sesederhana itu?
semudah demikian?
secepat demikian?
sesederhana demikian?
melihat semua alamat , harusnya aku terpana, memahami, meresapi, melepaskan, jengaaaaahhh, dan pergi menjauh dari jeratan. KEPADA SEMUA PUN, DIA AKAN SELALU DEMIKIAN. so, hanya kata umpan, kata topeng, komitmen palsu, tawaran formalitas, keseriusan belaka, entah, sampai detik ini tak secuil pun yang dapat aku akui 'kedalaman' yang terlampau acap kali kau ungkap. TIADA!! semua kau pindahkan kepada orang asing yang baru kau kenal, kemudian kau undang, dan lumrah kau transferkan semua strategimu kepadanya. hanya kenangan usang yeng mengelabui fikirku, hanya keindahan semu yang teduhkan jiwau, hanya potret ang kuanggap berharga (namun tidak di kau) yang isi lamunanku.
haiiiiiiii, aku di sini, untuk kamu!
kuenyahkan semua signal baru, karena utakut, aku salah melangkah lebih dalam layaknya bersamamu
kuhempas semua kebaruan, karena hatiku belum mampu.
Ya Rabb, berilah petunjukMu. Niatku pergi, karena Mu.. karena kuingin (awalnya) dia sama sama bersimpuh dan berserah kepadamu, untuk kelak.
namun, segalanya bak goresan putih yang hiasi piringan him lalu cepat terbawa iringan debu, dan pergi tanpa jejak di atas hitam itu.
Ya Muqolliba Al-Qulub, kokohkan hatiku pada tali cinta Mu yang agung. hapuskanlah dia, jika dia tak akan pernah kembali.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar